Ada banyak keputusan
yang telah saya ambil dalam hidup ini. Sebagiannya saya jalani tanpa
tahu apakah itu terbaik atau tidaknya bagi saya. Mungkin juga malah
keputusan itu ternyata sama sekali salah dan harusnya tidak pernah saya
ambil. Beberapa kali bahkan terbukti menghadirkan penyesalan yang luar
biasa di kemudian hari.
Seperti hari ini. Saya telah memutuskan. Yang mungkin bagi sebagian orang itu terkesan absurd dan tak masuk akal. Terkesan nekad, atau mungkin bunuh diri. Tapi saya sudah tidak punya waktu lagi untuk berbalik ke belakang. Mungkin nanti takdir akan berkata lain. Mungkin juga saya nantinya akan menyesal. Tapi yang saya tahu, apapun yang telah saya putuskan, saya harus menjalaninya sampai akhir.
Hingga nanti Tuhan memberikan keputusanNya.
Karena saya telah meminta kepada Tuhan. Pasti lucu sekali kalau kemudian saya menyerah padahal doa saya masih menggantung di kaki langit. Tuhan pasti marah kepada saya. Ketika Dia sudah akan memberi karena sebelumnya saya gigih meminta, tiba-tiba saja saya malah duduk meringkuk di pojokan, berhenti menadahkan tangan. Bukankah Dia tidak suka pada mereka yang berputus ada dari rahmatNya?
Karena itu, saya akan tetap di sini. Jikapun yang saya minta ini salah, saya yakin Tuhan tidak akan membiarkan saya tersesat terlalu lama. Seperti seorang ibu yang dengan penuh kelembutan mengarahkan anaknya memilih yang lain karena ia tahu kebanyakan makan permen cokelat tidak baik untuk gigi anaknya, walau sang anak terus-terusan merengek meminta.
Tuhan akan menjawab doa-doa saya dengan cinta. Karena memang begitulah Ia.
*Tuhan, beri saya kekuatan untuk menjalani ini dengan tabah.
Seperti hari ini. Saya telah memutuskan. Yang mungkin bagi sebagian orang itu terkesan absurd dan tak masuk akal. Terkesan nekad, atau mungkin bunuh diri. Tapi saya sudah tidak punya waktu lagi untuk berbalik ke belakang. Mungkin nanti takdir akan berkata lain. Mungkin juga saya nantinya akan menyesal. Tapi yang saya tahu, apapun yang telah saya putuskan, saya harus menjalaninya sampai akhir.
Hingga nanti Tuhan memberikan keputusanNya.
Karena saya telah meminta kepada Tuhan. Pasti lucu sekali kalau kemudian saya menyerah padahal doa saya masih menggantung di kaki langit. Tuhan pasti marah kepada saya. Ketika Dia sudah akan memberi karena sebelumnya saya gigih meminta, tiba-tiba saja saya malah duduk meringkuk di pojokan, berhenti menadahkan tangan. Bukankah Dia tidak suka pada mereka yang berputus ada dari rahmatNya?
Karena itu, saya akan tetap di sini. Jikapun yang saya minta ini salah, saya yakin Tuhan tidak akan membiarkan saya tersesat terlalu lama. Seperti seorang ibu yang dengan penuh kelembutan mengarahkan anaknya memilih yang lain karena ia tahu kebanyakan makan permen cokelat tidak baik untuk gigi anaknya, walau sang anak terus-terusan merengek meminta.
Tuhan akan menjawab doa-doa saya dengan cinta. Karena memang begitulah Ia.
*Tuhan, beri saya kekuatan untuk menjalani ini dengan tabah.